Pemeilik Dan Pengelana

Seorang lelaki pengelan masuk ke sebuah restoran. Dia melihat celengan raksasa di dekat kassa. Lalu dia bertanya pada pemilik restoran.

"Ada apaan sih pake nyimpen celengan gede2 banget ?" tanya si pengelana.

"Ooo.....saya bikin sayembara. Yang bisa bikin kuda saya tertawa, dia bakal dapetin semua duit di situ," jawab pemilik restoran. "Anda pengen ikutan ? Syaratnya anda musti bayar dulu pendaftaran sebesar 1 juta rupiah. Sejauh ini uang yang terkumpul sudah sebesar 999 juta rupiah."

"Wah, saya kagak punya duit, nih !" jawab si pengelana. Tapi dia ngiler mendengar 999 juta rupiah, apalagi di tengah krisis moneter kayak gini.

"Hmmm....gini aja. Kalo saya gak bisa bikin dia ketawa, saya akan bekerja pada Bapak selama 10 tahun tanpa gaji. Gimana ??"

"Mmmmm......boleh... Deal !" sahut si pemilik restoran dengan senang. Dia yakin sekali si pengelana gak bakal bisa bikin kudanya ketawa en bakal bekerja untuk dirinya selama 10 tahun. "Aku bakal perbudak dia, he he he" pikir si pemilik restoran.

Si pengelana mendekati si kuda. Lalu membisikkan sesuatu. AJAIB ! Sang kuda langsung tertawa terbahak-bahak, membuat seisi restoran heran, kagum, takjub dan beribu perasaan lainnya.

Sang pengelana sambil tersenyum mengambil uang dari celengan raksasa dan langsung pergi meninggalkan restoran. Tinggal si pemilik restoran yang gigit jari.

Beberapa bulan kemudian, si pengelana mampir lagi ke restoran itu. Dia melihat celengan raksasa lagi. Dia bertanya ama pemilik,"Sekarang lagi ngapain, Pak ?"

Si pemilik restoran menjawab dengan sedikit ketus. Dia masih mangkel ama kejadian tempo hari."Itu tuh....saya bikin sayembara lagi. Yang bisa bikin kuda saya nangis," sahut si pemilik. "Kenapa pengen ikutan lagi ?

Sekarang lebih mahal pendaftarannya. Bayar 2 juta kontan. Duit yang kekumpul udah 5 miliar, tuh !"

"Wah, gilee......." pikir si pengelana. "Wah, Pak, saya cuman punya sejuta. Tapi gini, deh, kalo saya kalah, saya jadi budak Bapak. Gimana?" tawar si pengelana, yang langsung disetujui ama pemilik restoran.

"Heh, dulu lu kebetulan, sekarang sih gak bisa la yew !!" pikir si pemilik restoran.

Si pengelana mendekati si kuda, berbuat sesuatu. Tiba2 si kuda menangis tersedu-sedu, sampe berguling-guling. Kembali duit yang udah banyak itu didapatkan oleh si pengelana.

Penasaran, si pemilik restoran bertanya,"Heh, pengelana, kamu pake rahasia apaan, sih ? Kok bisa menang 2 sayembara yang saya selenggarakan ?"

"Ah, gampang, kok !" jawab si pengelana. "Pada sayembara pertama, saya bisikin bahwa anu saya lebih gede dari punya dia. Dia langsung ketawa terbahak-bahak."

"Ooo.....gitu...", ujar si pemilik restoran," Lalu yang kedua ?"

"Hmmmmm....saya perlihatkan anu punya saya," jawab si pengelana dengan kalemnya.



Balas Dendam

Seorang gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar.

"Permisi, boleh saya mentraktir anda minum?", tawar seorang laki-laki muda menghampirinya.

"Apa? Ke hotel?" teriak si gadis.

"Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman......"

"Kau meminta aku menemanimu ke hotel?" teriak si gadis lebih keras.

Merasa ditolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut dan duduk di sudut ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki itu dengan sinis dan mencibir.

Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu.

"Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang mahasiswa psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di situasi yang tidak dikehendakinya."

Si laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat kerasnya,

"Berapa? Dua ratus ribu?"



Si Budi

Budi adalah seorang anak laki-laki yang masih di Taman Kanak-kanak dan baru pindah dari kotabesar ke suatu daerah, karena ayahnya berpindah tugas.

Hari pertama sekolah diberikan tugas untuk berhitung. Rata-rata murid di kelas itu mampu untuk menghitung sampai angka 50. Tapi Budi mampu menghitung sampai lebih dari 100, bahkan sampai 200. Dan dengan sangat gembira dia menceritakan hal itu pada ayahnya, ayahnyapun berkata "Ya nak, itu karena kamu anak kota".

Hari berikutnya di sekolah ada pelajaran mengeja huruf, sementara yang lainnya hanya mampu mengeja sampai huruf M, tapi Budi mampu mengeja sampai selesai. Dan kembali dengan gembira dia menceritakan itu pada ayahnya.

Ayahnyapun berkata "Ya nak, itu karena kamu anak kota".

Sampai suatu hari pada saat selesai latihan berenang di sekolah, pada saat mandi teman temannya heran dan memperhatikan Budi terus.

Setelah selesai dengan terheran-heran Budipun pulang dan bertanya pada ayahnya, kenapa 'burung'nya sepuluh kali lebih besar daripada teman-temannya,
"Apakah itu karena saya adalah anak kota ?".

Ayahnyapun menjawab "Bukan nak, itu karena kamu 18 tahun ... "


Habib Dan Emil

Dua orang sahabat (emils dan habib) dengan berjalan terhuyung-huyung karena mabuk memasuki sebuah bar.

Karena hanya ada sebuah kursi yang kosong mereka berebut mendudukinya, sampai mereka bertengkar hebat.

Emils : "kursi itu,...akulah yang berhak mendudukinya....!"

Habib : "ha ha ha...enak aja..akulah yang pertama melihatnya..jadi akulah yang berhak!!"

Mereka terus bertengkar, sampai akhirnya datang bartender mencoba untuk menengahi.

Bartender : "sesuai peraturan di bar ini, bila ada pertengkaran harus diselesaikan dengan cara masing-masing harus meminum air kencingnya. yang terbanyak meminum dialah yang menang!"

Habib : "setuju.! aku duluan yang mulai..!"

Kemudian habib membuka celananya dan kencing ke dalam satu gelas bir penuh.lalu diminumnya sampai habis!

Habib : "ha ha ha.. aku pasti menang, sekarang giliranmu Emils"

Dengan tenang Emils menjawab : "baiklah kau yang menang" lalu ngeloyor ke luar bar.



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More